Minggu, 05 Desember 2010

Pre Hipertensi (1)

2 tahun lalu ketika Jogja Islamic Book Fair salah seorang teman yang juga apoteker pernah nyeletuk, "Wah, Ren klo segitu mah udah pre hipertensi", dan tanggapan saya waktu itu hanya ketawa, "kan cuma pre mbak, belom hipertensi". Saat itu kalau tidak salah tekanan darah saya sebesar 125/85 mmHg.

Rekor tertinggi tekanan darah saya terjadi kemarin (5/12) yang mencapai 142/98 mmHg. Ketika itu dr. Bambang dengan nada agak heran menyarankan saya untuk kembali memeriksa tekanan darah sebanyak tiga kali dan kemudian di rata-rata. Jika sistoliknya tetap diatas 139 dan diastoliknya di atas 89 bisa jadi saya benar - benar menderita hipertensi.

Alhamdulillah ternyata nilai rata - ratanya masih di bawah 139/89 mmHg. Tekanan darah saya menunjukkan nilai 135/89 mmHg. Hanya sedikit di bawah batas nilai tekanan darah penderita hipertensi stadium 1. Tapi tetap saja pengukuran tekanan darah saya selama 2 tahun belakangan selalu menunjukkan nilai di atas 120/80 mmHg. Atau dengan kata lain saya sudah termasuk ke dalam kategori pre hipertensi.

Sekilas Hipertensi

Ketika darah melewati arteri muncul tekanan pada arteri sebagai akibat dari pergerakan jantung dan darah. Tekanan darah diukur dengan dua parameter, yaitu sistolik dan diastolik. Tekanan sistolik menunjukkan kekuatan tekanan darah saat jantung kontraksi, sedangkan tekanan diastolik menunjukkan kekuatan tekanan darah saat jantung dilatasi. Tekanan darah diukur dengan menggunakan alat yang bernama sphigmomanometer atau sering disebut juga dengan tensimeter.



Hipertensi merupakan sebuah kondisi dimana tekanan darah seseorang melebihi nilai 120/80 mmHg. Hipertensi tidak langsung menyebabkan kematian, namun hipertensi dapat memicu munculnya penyakit lain yang dapat membunuh penderitanya, seperti gagal jantung, gagal ginjal dan stroke.

Hipertensi diperkirakan di derita oleh 1 milyar penduduk bumi, atau 1 dari 4 orang di dunia menderita hipertensi. Menurut Dr. Djoko Maryono DSPD DSJP FIHA FASE hipertensi saat ini menjadi penyebab utama kematian di Indonesia. Angka kematian akibat hipertensi sama dengan angka kematian akibat jantung koroner.

Menurut resikonya, wanita lebih beresiko terserang hipertensi dibanding dengan pria. Sementara itu wanita yang sudah menopause dua kali lebih beresiko terserang hipertensi dibandingkan dengan wanita pre menopause.

Penyebab wanita lebih beresiko terkena hipertensi menurut Dr. Djoko Maryono DSPD DSJP FIHA FASE adalah karena wanita memiliki berat badan rata - rata lebih besar dari pada pria. Di samping itu wanita juga cenderung lebih sedikit beraktivitas dan makan leboh banyak dibandingkan dengan pria.

satu - satunya cara untuk mendeteksi hipertensi adalah dengan melakukan pengukuran tekanan darah. Hipertensi juga disebut dengan the silent killer karena sering kali tidak menimbulkan tanda - tanda yang berarti.

Tekanan darah diklasifikasikan menjadi 4 kategori menurut
The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure, kategori tekanan darah dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Kategori Tekanan Darah Tekanan Sistolik dan Diastolik (mmHg)
Normal <>
Prehipertensi 120 - 139 atau 80 - 89
Hipertensi Stadium I 140 - 159 atau 90 - 99
Hipertensi Stadium II > 160 atau > 100

Walaupun tekanan darah saya masih tergolong ke dalam kategori pre hipertensi, namun tampaknya saya mulai harus merubah pola hidup saya. Karena walaupun pre hipertensi bukan merupakan suatu penyakit namun pre hipertensi dapat menjadi indikasi bagi orang - orang yang beresiko tinggi terkena hipertensi di masa yang akan datang. Wallahu 'alam

Sumber:
http://naturindonesia.com/artikel-berbagai-penyakit-degeneratif/461-waspadai-hipertensi-si-pemicu-penyakit-kelas-berat.html
http://thesecretalert.wordpress.com/2008/12/04/definisi-dan-klasifikasi-hipertensi/
http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1142327826,23515,

Kamis, 02 Desember 2010

Hadapi musibah dengan senyum bersama Said Nursi

Musibah terus beruntun melanda Nusantara tercinta, namun nikmat Tuhan sungguh tak terbatas, sebagaimana firmannya. Tuk pelipur lara mari sejenak kita menikmati hidangan langit dalam untaian syair penuh makna dari Bediuzzaman Said Nursi. Syair tuk tak berkeluh kesah dan tuk hadapi musibah ini dengan sabar dan senyum. Karena kita tak dapat menolak qadar-Nya dan takkan berguna pula keluh kesah selain menambah derita.
Alhamdulillah 'ala kulli hal


Dari keluhan muncullah bencana
Duhai orang miskin, jauhi dan tawakallah!
Jika kau arahkan munajatmu pada Tuhan Sang Pemberi, pasti kan kau dapat
Sebab, segala sesuatu adalah anugerah-Nya
Dan segala sesuatu adalah suci
Tanpa Allah; engkau akan tersesat dan cemas di dunia ini
Apakah anda mengeluhkan butir pasir, sedangkan orang lain mendapatkan musibah sebesar dunia?
Sungguhlah keluhan itu hanyalah musibah di atas musibah
Dosa di atas dosa dan derita!
Jika anda tersenyum di hadapan musibah...
Niscaya ia akan layu dan larut...
Di bawah mentari kebenaran, menjadi butiran - butiran es
Saat itulah duniamu tersenyum
Senyuman yang menyiratkan keyakinan
Senyuman gembira karena pancaran keyakinan...
Senyuman kagum karena rahasia - rahasia keyakinan...

(Bediuzzaman Said Nursi dalam Cahaya Kedua Kitab Al Lama'at)